Sedikit yang bisa mengartikan dan membedakan pekerja seni dan seniman itu sendiri. Saya yakin pekerja seni hanyalah sekedar pekerja. Kasarnya nih ya, pekerja seni itu perform lalu dibayar, dan selesai. Mereka hanyalah pekerja tanpa darah seni. Dan entah apa yang membuat tingginya rate harga mereka. Pasar-kah? Skill-kah? Mereka rata-rata makmur sob. Bergelimang harta pula.
Seniman
memberikan arti jiwanya dalam tiap karya seni. Lagu-lagu dengan
aransemen yang luar biasa, kemampuan bermusik yang mumpuni, coretan
penuh arti dalam sehelai kanvas, pahatan penuh makna pada sebatang kayu,
gemulai penuh filosofi pada tiap koreo tari. Dan itu semua bisa
dirasakan dengan hati melalui indra kita.
Mereka
bukanlah artis sob, mereka bukan pekerja seni sob, tapi mereka salah
satu dari inti seni itu sendiri, mereka seniman. Mereka nggak bakal
tampil atau manggung di inbox atau dahsyat, tapi mereka konsisten dengan
karya-karyanta yang penuh arti. Mereka bukan semacam 'tai ayam' yang
minggu ini booming lalu minggu selanjutnya dilupakan, minggu selanjutnya
menguap entah kemana, konsistensinya hilang entah kemana. Karya mereka
berkarakter. Itulah seniman.
Oh
iya, sob, sobat semua masih pada tau lagu-lagu daerahnya? Bisa bahasa
daerahnya? Pernah mengecap rasa khas dari daerah sobat? Hohoho jangan
salah artikan ini menjadi sifat "kolot" "kedaerahan" "ndeso" ya! Ini
masalah selera sob. Tapi yang perlu sobat ketahui, penjajahan bisa dalam
bentuk apa saja. Bisa ekonomi bahkan budaya.
Kalo
sobat semua belum menemukan makna dari sebuah tontonan yang tiap hari
sobat konsumsi, yang tiap hari sobat pantengin. Ada baiknya tengok
kiri-kanan, lalu cari di dirimu sendiri.
Be smart ya sob!
Tentang Penulis:
Nama: Herris
Akun twitter: @herristiawan
No comments:
Post a Comment