Awalnya
masyarakat Kabupaten Pemalang merupakan masyarakat yang biasa saja. Mereka
mencari makan dengan cara berdagang dan bercocok tanam. Hingga suatu saat datang
wabah penyakit yang menyerang warga pesisir pantai di Kabupaten Pemalang. Wabah
tersebut dipercaya merupakan hukuman karena mereka tidak memberikan
penghormatan berwujud sesaji kepada penguasa Pantai Utara yang bernama Dewi
Lanjar sehingga mereka mengadakan ritual sedekah laut yang diberi nama baritan.
Nama baritan sendiri berasal dari kata mbubarake peri lan setan (mengusir hantu
dan setan). Setelah diadakannya ritual baritan tersebut, wabah penyakit
tersebut perlahan-lahan pergi.
Dan
masyarakat pun tenang kembali. Kini meski kehidupan masyarakat mulai tergerus
arus modernitas, mereka masih tetap melestarikan tradisi baritan karena dinilai
baik dan tidak menyimpang dari agama. Dan meskipun beberapa dari mereka masih
mempercayai mengenai keberadaan makhluk halus yang menghuni Pantai Utara, hal
itu dinilai hanya sebagai upaya tolak bala atau bencana saja. Perilaku
keseharian masyarakat Jawa banyak dipengaruhi oleh alam pikiran yang bersifat
spiritual.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jawa memiliki relasi
istimewa dengan alam. Dalam sejarah kehidupan dan alam pikiran masyarakat Jawa,
alam di sekitar masyarakat sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Faktor yang Melatarbelakangi Eksistensi Tradisi Baritan Faktor psikologi adalah
faktor paling dominan yang melatarbelakangi diadakannya ritual baritan pada
masyarakat di Kabupaten Pemalang. Haus akan hiburan adalah alasan mereka untuk
mendorong diadakannya ritual baritan.Khususnya bagi masyarakat nelayan yang
kurang memiliki akses untuk menikmati hiburan di luar kota.
Sehingga
tradisi baritan ini akan menjadi acara yang selalu ditunggu kehadirannya dan
tentu saja akan disambut dengan sangat antusias oleh semua pihak tanpa
memandang latar belakang kelas sosial mereka. Selain acara melarungkan sesaji
atau sangen, dalam tradisi baritan ini juga diadakan acara hiburan rakyat
seperti wayang dan pasar malam serta dilengkapi dengan acara musik dangdut..
Faktor kepercayaan atau religi juga menjadi salah satu faktor yang mendorong
eksistensi tradisi baritan di Kabupaten Pemalang. Bahkan faktor ini merupakan
alasan mendasar diselenggarakannya ritual baritan. Perwujudan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa divisualisasikan dengan kegiatan sedekah laut yang
merupakan prosesi inti dalam kegiatan ini.
Namun,
pemaknaan ini hanya dimiliki oleh nelayan dan kaum kerabatnya saja. Sedangkan
masyarakat lain tentu saja hadir dengan berbagai alasan yang berbeda. Hal ini
dapat terlihat saat prosesi melarung sangen (menghanyutkan sesaji). Prosesi
tersebut didominasi oleh nelayan dan kaum kerabatnya dengan cara menaiki kapal
untuk menjadi pengiring kapal atau pengombyong kemudian banyak nelayan yang
menyucikan kapalnya dengan menggunakan air laut yang ada di dekat sangen.
Hal
ini dimaksudkan agar kapal mereka mendapatkan berkah dan terhindar dari
marabahaya saat melaut. Sedangkan pengunjung yang lain terlihat hanya menonton
prosesi baritan berlangsung. Faktor lain yang mempengaruhi eksistensi tradisi
baritan adalah faktor ekonomi. Faktor ini berawal dari dampak yang terjadi
akibat keramaian yang ditimbulkan saat ritual baritan berlangsung. Adanya
kegiatan tradisi baritan tentu saja akan membantu pertumbuhan ekonomi
masyarakat sekitar.
Banyak masyarakat dengan tiba-tiba berubah menjadi pedagang
atau menawarkan jasa lain seperti tukang parkir. Hal ini tentu saja menambahkan
pendapatan tersendiri bagi masyarakat sekitar. Sebagai faktor terakhir yang
mempengaruhi eksistensi tradisi baritan adalah faktor sosial di mana setiap
orang akan mempunyai naluri atau rasa ingin berinteraksi atau bergaul terhadap
sesamanya (gregoriusness). Tradisi baritan tentu saja akan mempertemukan banyak
orang.
Hal ini akan membuat solidaritas mereka semakin erat. Dari faktor-faktor
itulah dapat dijelaskan mengapa tradisi baritan dapat tetap eksis bahkan
dipertahakankan oleh masyarakat Kabupaten Pemalang. Walaupun masyarakatnya
sedikit banyak telah mengikuti arus modernitas.
Tim Admin @HaloPantura.
Untuk anda.
No comments:
Post a Comment