Saturday, January 4, 2014

Pantura itu teater.

Ngebahas yang namanya jalur pantura emang nggak ada habisnya, dan emang gak bakal ada habisnya kan? Jalur yang penuh cerita, penuh misteri, dan penuh akan hal-hal lain di dalamnya. Bener kan kalo saya bilang begitu?

Emang nyatanya demikian, ngobrolin yang namanya pantura bakal membuahkan obrolan panjang dan nggak akan pernah selesai. Pantura bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, bisa dilihat dari berbagai sisi. Kita bisa dapat bermacam-macam cerita dari pantura. Mau bahas pantura dari macetnya, horrornya, kulinernya, budaya-budaya serta tradisi di kota-kota sepanjang pantura, oleh-oleh khas pantura, dan juga ngebahas proyek abadi pantura, dan lain-lain. Kita bakal dapet cerita yang nggak bakal habis, dan juga berbeda antara penutur satu dengan penutur lainnya.

Secara jalur pantura bukan hanya untuk dilewati saja kalo buat saya, saya jujur tertarik membahas pantura dan isinya, serta segala yang ada di dalamnya. Saya jatuh hati sama jalur ini, saya jatuh hati sama jalur vital penghubung ujung barat pulau jawa dan ujung timur pulau jawa ini.

Ngebahas pantura nggak bisa dari satu sisi atau dari satu sudut pandang aja, banyak sisi-sisi lain yang menarik dari pantura. Dimana ketika musim mudik banyak wc-wc dadakan dan warung-warung dadakan di sepanjang jalan, dimana ada jembatan yang penuh dengan pengemis di kanan-kirinya yang menanti recehan dari para pengguna jalan, dimana ada alas roban yang dulu dijadikan tempat pembuangan mayat korban petrus era Pak Harto, dan masih banyak yang menarik dari jalan yang merupakan mega-proyek karya Daendels ini.

Ngebahas horror sekitar pantura, nggak bakal cukup diomongin dalam sehari. Ngebahas kuliner, oleh-oleh, budaya dan tradisi kota-kota di sepanjang ruas utama pantura, nggak akan cukup waktu. Apalagi ngebahas perbaikan jalan di pantura yang seakan langgeng dan tidak lekang oleh waktu.

Pantura bukan sekedar untuk dibahas, tapi dinikmati, diresapi apa-apa yang ada di sekitar pantura. Pantura itu teater, dimana perpaduan lampu kendaraan dan lampu jalan yang berbaur membuat mata menjadi bias dan kita mungkin terpana karenanya. Pantura nggak pernah tidur. Berapa motor, mobil, bis, serta truk barang yang berlalu-lalang di pantura tiap harinya? Tiap waktunya?

Pantura itu teater, dimana banyak cerita yang ada di dalamnya, banyak sandiwara-sandiwara juga yang tersaji sepanjang pantura. Dimana ketika musim mudik bensin eceran tembus 60ribu/liter. Dimana nasi dan soto serta es jeruk dihargai 35ribu se-porsi saat musim mudik. Dimana popmie seduh saja bisa menembus harga 15 ribu per-porsi. Ada juga sajian sandiwara proyek perbaikan jalan yang abadi. Dan masih banyak sandiwara lainnya.

Pantura itu teater, dimana banyak cerita kecelakaan yang akhirnya membuat jalur pantura dikatakan sebagai jalur tengkorak. Dimana banyak hantu-hantu dan juga 'hantu-hantu perempuan' yang suka usil menggoda pengguna jalan.

Pantura itu teater, dimana banyak yang mungkin tidak anda jumpai di jalur lain. Anda pernah menjumpai spbu yang masuk rekor muri karena fasilitas 'wah' nya selain di pantura? Selamat menikmati pantura, kemacetannya, pantura dan segala isinya.

Pantura itu teater.

Dari kami.
Tim admin @HaloPantura
Untuk anda.

2 comments:

  1. mungkin ceritanya akan lain setelah jalan tol dari cikampek terhubung dengan jalan tol palimanan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi ketika rangkaian tol trans jawa sudah rampung ceritanya bakal beda,

      Delete